Nasional, Brebes - Anak buah kapal asal Indonesia di sebuah kapal Taiwan yang meninggal karena diduga dibunuh, Supriyanto, meninggalkan tiga anak yang masih kecil. Anak sulung Supriyanto beberapa kali menanyakan soal ayahnya kepada pamannya, Setiawan.

Baca:
Usut ABK Jadi 'Budak' Kapal Taiwan, Pemerintah Bentuk Satgas  

“Bapak mati dibunuh, itu pembunuhnya bagaimana?” kata anak sulung Supriyanto, Muhammad Dimas Aman Hakim, 15 tahun, kepada Setiawan. “Saya jawabnya, sudah dipenjara semua,” kata Setiawan, Selasa, 10 Januari 2017. Padahal, hingga saat ini pemerintah Taiwan masih mengusut kasus tersebut.

Jawaban itu sengaja dilontarkan agar Dimas melupakan peristiwa yang dialami ayahnya dan menerima kenyataan bahwa ayahnya sudah meninggal.

Supriyanto tewas setelah dihajar kapten kapal Taiwan tempat ia bekerja pada 25 Agustus 2015. Tiga video dari kamera telepon seluler milik Mualib, sesama ABK, mengungkap kondisi Supriyanto sebelum wafat. Sekujur wajah dia bengkak, darah kering menempel di bawah hidung. Ada luka menganga di kepalanya. Sebelum ajal menjemput, tinggal kulit membalut tubuh Supriyanto.

Baca: INVESTIGASI: Kisah ABK Indonesia Jadi 'Budak' Kapal Taiwan  

Supriyanto meninggalkan tiga anak. Mereka adalah Dimas Aman Hakim, 15 tahun, Muhammad Subur Makmun (13), dan Linda Cintia Praba (7). Anak pertama dan kedua Supriyanto diasuh Rusmiyati, 43 tahun, adik Supriyanto.

Mereka tinggal dalam satu rumah yang berisi keluarga dua adik Supriyanto. Dengan kata lain, rumah peninggalan orang tua yang berukuran sekitar 10 x 15 meter itu dihuni tiga keluarga, termasuk anak-anak Supriyanto.

Adapun anak terakhir Supriyanto, Linda, dirawat kakak ipar Supriyanto di Brebes, Jawa Tengah. Istri Supriyanto telah pergi entah ke mana sejak si bungsu berumur 7 bulan. Hingga kini, keluarga tidak mengetahui keberadaannya. 

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ