Tekno, Jakarta -Hari ini, 9 Januari, persis satu dekade silam, Steve Jobs memperkenalkan iPhone, dan tak sedikit yang memandang enteng. Harganya mahal; tidak memiliki koneksi 3G; tidak ada keyboard fisik dan layar sentuhnya tidak dilengkapi stylus. Para pengkritik menyatakan, Apple memasuki lubang beruang (bear pit) dimana selisih keuntungan rendah dan selera konsumen berubah cepat. Tidak seorang pun yakin iPhone bisa mengulang kesuksesan iPod.

Berikut beberapa pandangan kritis itu.

Microsoft: iPhone Tak Berpeluang Meraih Pangsa Pasar
Chief Executive Microsoft Steve Ballmers memperkirakan iPhone akan menjadi niche product (produk dengan ceruk kecil) dan Microsoft akan mendominasi ponsel cerdas.

Tak ada peluang bahwa iPhone akan mendapatkan pangsa pasar yang signifikan. Ini adalah gawai yang disubsidi 500 dolar AS. Mungkin saja Apple akan menghasilkan banyak uang. Tapi ketika Anda benar-benar melihat 1,3 miliar ponsel yang terjual, saya berharap piranti lunak kami dipakai sebanyak 60 persen, 70 persen atau 80 persen produk-produk tersebut. Dan Apple hanya mendapatkan dua atau tiga persen saja.

Pada kuartal ketiga 2016, pangsa pasar iPhone mencapai 11,5 persen sementara Windows Phone hanya 0,4 persen.

Nokia: iPhone Tidak Mengubah Cara Pandang Kami
Nokia adalah produsen ponsel cerdas terbesar di dunia saat iPhone diluncurkan. Saat itu Chief Executive Olli-Pekka Kallasvuo menyambut baik kehadiran iPhone.

Saya tidak yakin apa yang kita lihat sejauh ini (dari Apple) adalah sesuatu yang membuat kami mengubah pandangan kami ketika bicara tentang keterbukaan, piranti lunak dan pendekatan bisnis kami. Tapi fakta Apple memasuki pasar, secara umum, saya pikir akan mendorong pasar ini, sangat jelas. Saya pikir hal ini akan bagus untuk industri dan saya sangat menyambut baik.

Kallasvuo digantikan oleh Stephen Elop pada 2010. Setahun berikutnya Elop menulis catatan kepada para stafnya tentang bagaimana Nokia gagal beradaptasi.

BlackBerry: iPhone Hanyalah Pesaing yang Lain
Jim Balsillie, ketika itu Co-chief Executive produsen BlackBerry Research In Motion (RIM), mengatakan peluncuran iPhone bukanlah perubahan ("sea-change") untuk industri.

Ini seperti produk lainnya yang masuk ke dalam ruang yang sangat sesak dengan banyak pilihan untuk konsumen. Tapi dalam konteks sea-change seperti halnya BlackBerry, saya berpikir hal itu akan berlebihan. RIM menyetop produksi ponsel sejak tahun lalu.

Daily Telegraph I HOTMA SIREGAR

Baca pula: Pengacara Ahok: Kami Akan Hancurkan Kredibilitas Saksi