Bisnis, Jakarta - Menjelang kedatangan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Indonesia, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, salah satu topik utama di rapat adalah kerjasama ekonomi mengingat Abe akan mengajak sejumlah pengusaha dari Jepang.

"Kunjungan itu sendiri cukup besar, diikuti kurang lebih 30 CEO perusahaan besar asal Jepang," ujar Retno di Istana Kepresidenan, Rabu, 11 Januari 2017.

Retno melanjutkan bahwa pertemuan dengan CEO itu tidak akan digabung dengan perbincangan antara Abe dan Jokowi. Sebaliknya, kata ia, akan ada sesi khusus antara Presiden Joko Widodo dengan puluhan CEO tersebut.

Baca : Jabar Percepat Persiapan Pelabuhan Patimban

Terkait potensi nilai kerjasama yang bisa terjadi, Retno mengaku belum tahu. Namun, ia menduga akan sangat besar mengingat Jepang merupakan investor terbesar kedua di Indonesia pada 2016 dengan nilai investasi US$ 4,5 miliar per September 2016.

Berdasarkan catatan Tempo, setidaknya ada 3 proyek besar di mana Indonesia akan bekerja sama dengan Jepang. Ketiga proyek itu adalah pembangunan Blok Masela, Pelabuhan Patimban, dan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.

Proyek Pelabuhan Patimban, misalnya, nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp 40 triliun. Dari nilai tersebut, sebanyak 51 persen saham akan dipegang langsung oleh Indonesia sementara sisanya Jepang. Selain itu, pembangunan dan operasionalnya juga akan melibatkan perusahaan Jepang seperti Astra atau Mitsubishi.

Baca : RI Tawarkan Revitalisasi Jalur KA Jakarta-Surabaya ke Jepang

"Kami sudah melakukan persiapan, exercise soal kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Jepang. Dengan begitu, ketika bertemu, kerjasama yang terbentuk saling menguntungkan," ujarnya menegaskan.

Ditanyai apakah akan ada pembicaraan di luar hal ekonomi, Retno mengatakan akan ada pembahasan di bidang politik juga. "Hampir pasti akan bahas situasi politik terkini, dalam artian situasi dunia saat ini," ujarnya mengakhiri.

ISTMAN MP