Metro, Jakarta - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memecat Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta, Capt. Weku F. Karuntu, MM, pasca meninggalnya Amirulloh Adityas Putra, taruna STIP, akibat dianiaya para seniornya.

“Ini untuk menginvestigasi mengapa kasus itu sampai terjadi lagi,” kata Budi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Rabu, 11 Januari 2017. Selanjutnya, Budi menunjuk Pelaksana Tugas Ketua STP yang baru. Namun, dia tidak menyebutkan namanya.

Baca: Dianiaya Senior, Taruna Sekolah Pelayaran Meninggal 

Selain itu, Budi membentuk tim investigasi internal yang diketuai oleh Sekretaris Badan Sumber Dana Manusia Kementerian Perhubungan, Edward Marpaung. Budi berujar, pihaknya akan bertanggung jawab terhadap seluruh proses perlakuan terhadap almarhum Amirulloh, mulai dari rumah sakit hingga pemakaman korban.

Kementerian Perhubungan, kata Budi, juga telah menyerahkan penanganan kasus ini kepada kepolisian. “Untuk diproses sesuai hukum yang berlaku,” ujar Budi. Dia pun menginstruksikan kepada Kepala BPSDMP agar lebih meningkatkan pengawasan dan pembinaan.

“Baik melalui edukasi ataupun peningkatan moral taruna-taruni sekolah tinggi di bawah pembinaan Kementerian Perhubungan untuk mencegah terulangnya kasus ini,” Budi menambahkan.

Amirulloh Adityas Putra, 18 tahun, taruna STIP Tingkat I Angkatan tahun 2016 jurusan Nautika tewas di dalam asrama pada Selasa, 10 Januari 2017, sekitar pukul 22.30 WIB. Korban dipukuli oleh empat terduga pelaku, yakni Sisko Mataheru (19), Willy Hasiholan (20), Iswanto (21), dan Akbar Ramadhan (19). Mereka memukuli korban berulang kali hingga Amirulloh tak sadarkan diri.

Baca juga: Begini, Kronologi Penganiayaan STIP Marunda

“Pelaku menganiaya korban dengan cara memukul perut, dada, dan ulu hati dengan tangan kosong,” kata Kepala Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara, Komisaris M. Sungkono, Rabu, 11 Januari.

Sampai saat ini, polisi masih memeriksa pelaku dan sejumlah saksi. Kata Sungkono, ini bukan kali pertama penganiayaan di sekolah tersebut. Pada 2012 dan 2013 kejadian yang sama juga menewaskan siswa di sekolah itu.

GHOIDA RAHMAH