Bisnis, Washington - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global di 2017 akan pulih di level moderat 2,7 persen. Pemulihan ekonomi dunia terutama akan ditopang oleh pertumbuhan negara-negara maju dan berkembang yang mengandalkan ekspor komoditas.

Di sisi lain permintaan dari negara-negara maju dan berkembang yang merupakan importir barang komoditas tetap solid. “Setelah melewati beberapa tahun dengan pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan, kami melihat adanya peluang penguatan prospek ekonomi global,” ujar Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 11 Januari 2017.

Baca juga : Reformasi Pajak, Sri Mulyani Gandeng Lembaga Internasional

Menurut Kim, stimulus fiskal di berbagai negara turut mempercepat pertumbuhan ekonomi domestik dan global. Meskipun ada hal yang harus diwaspadai dari sisi kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, yang berpotensi lebih cenderung proteksionis. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang sepanjang tahun ini setidaknya bisa meningkat hingga rata-rata 4,2 persen, dari tahun lalu sebesar 3,4 persen.

Kim berujar tahun ini adalah saatnya untuk mengambil keuntungan dari momentum bangkitnya ekonomi global dan meningkatnya investasi di bidang infrastruktur dan sumber daya. “Ini penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mencegah kemiskinan ekstrem,” katanya.

Namun, untuk negara berkembang terdapat sejumlah tantangan dan risiko yang harus dihadapi, khususnya untuk negara dengan jumlah populasi besar dan tingkat kemiskinan cukup tinggi. Pertumbuhan investasi di 2015 hanya berada di posisi 3,4 persen atau turun 10 persen dari rata-rata pertumbuhan di 2010. Dan, di 2016 diperkirakan kembali menurun sekitar 0,5 persen.

Baca juga : Bank Dunia Klaim Kemiskinan Global Turun 10 Persen

Pertumbuhan investasi yang melambat itu merupakan bagian dari koreksi pasca krisis ekonomi kemarin, serta merefleksikan tantangan yang dihadapi oleh negara berkembang. Termasuk di dalamnya harga minyak dunia yang rendah, investasi langsung luar negeri yang melambat, ancaman utang swasta, dan risiko politik.

Sementara itu, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Cina di 2017 akan tetap berada di posisi 6,5 persen.Negara maju diprediksi akan tumbuh hingga 1,8 persen di 2017 atau meningkat dari tahun lalu sebesar 1,6 persen.

GHOIDA RAHMAH