Dunia, Chicago — Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan pidato perpisahan setelah mengabdi selama delapan tahun pada Selasa malam waktu setempat.

Seperti dilansir CNN, Rabu, 11 Januari 2017, Obama meminta seluruh rakyat Amerika Serikat untuk bersatu melindungi demokrasi, yang terancam oleh kekuatan luar dan ketegangan di dalam negeri. “Demokrasi tidak membutuhkan keseragaman,” kata Obama.

“Para pendiri bangsa bertengkar dan berkompromi. Mereka berharap kita melakukan hal yang sama. Mereka paham bahwa demokrasi membutuhkan syarat solidaritas, yakni menyesampingkan perbedaan untuk bangkit bersama dan jatuh bersama,” kata Obama dengan suara tercekat.

Presiden kulit hitam pertama Amerika ini menambahkan bahwa cara mengatasi tantangan untuk menjaga demokrasi, “Akan menentukan kemampuan kita mendidik generasi muda, menciptakan lapangan pekerjaan dan melindungi Tanah Air.”

Diselingi jeritan sekitar 18 ribu pendukungnya, Obama juga menuturkan mengapa ia memilih kampung halamannya, Chicago, sebagai tempat menyampaikan perpisahan kepada bangsa.
Di Chicago pula ia menyampaikan pidato kemenangan saat tepilih pertama kali sebagai presiden AS pada 2008 silam.

“Saya tiba di Chicago saat berusia awal 20-an, dan masih mencari jati diri. Di jalan dekat sini, saya menyaksikan kekuatan keyakinan dan martabat para pekerja menghadapi perjuangan dan kekalahan.”

Obama yang kini berusia 55 tahun, tak melupakan peran besar istrinya, Michelle Obama, sebagai pendamping sekaligus Ibu Negara selama delapan tahun terakhir. “Kamu mengambil peran yang tidak kamu minta dan menjalankannya dengan anggun dan gembira,” ujar Obama, sambil menghapus air mata. “Kamu membuat Gedung Putih tempat bagi semua orang.”

Obama juga memaparkan keberhasilan pemerintahannya seperti asuransi kesehatan nasional yang disebut Obamacare hingga legalisasi pernikahan sejenis. Tetapi dia menegaskan pekerjaannya belum selesai.

Apalagi presiden terpilih Donald Trump, yang akan dilantik pada 20 Januari mendatang, mengancam akan melucuti sejumlah kebijakannya. Trump misalnya akan membangun tembok di perbatasan dengan Meksiko, melarang Muslim masuk ke AS hingga membatalkan Obamacare.

CNN | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI