Tekno- Anda tak perlu menjadi Dr Doolittle untuk menyadap argumentasi dan memahami komunikasi dalam kerajaan hewan. Para peneliti yang mempelajari kelelawar buah (fruit bats) Mesir menyatakan mereka menemukan sebuah cara untuk mengetahui siapa saja kelelawar yang sedang berdebat, apa yang mereka pertengkarkan, dan bahkan memprediksi hasil ketidaksepakatan itu. Semuanya bisa diketahui dari suara atau panggilan kelelawar ke sesamanya.

Ambisi global adalah memahami darimana bahasa manusia berasal. Untuk melakukan ini, peneliti memutuskan mempelajari komunikasi hewan. “Salah satu pertanyaan besar dalam komunikasi satwa adalah seberapa banyak informasi yang disampaikan,” ujar Yovel, rekanan peneliti dari Universitas Tel Aviv di Israel.

Kelelawar buah Mesir, yang berasal dari Afrika dan Timur Tengah, adalah makhluk sosial. Tapi ribuan panggilan yang muncul saat mereka berkerumun dalam sarang, hampir mustahil dibedakan oleh telinga manusia, karena semua suara terdengar agresif. “Pada dasarnya kelelawar berteriak satu sama lain,” kata Yovel.

Yovel dan koleganya menggambarkan bagaimana mereka berhasil mengetahui makna di dalam cicitan makhluk nokturnal itu. Pendekatannya, yakni bergantung pada memanfaatkan mesin yang mempelajari algoritma (machine learning algorithms), yang aslinya digunakan untuk mengenali suara manusia. Sebagai bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), machine learning algorithms “dilatih” (trained)” dengan pasokan data yang telah disortir dalam sejumlah kategori.

Mesin yang diciptakan para peneliti itu dapat mengenali 15.000 panggilan dari tujuh ekor kelelawar. Mesin itu bahkan sanggup menguraikan apa yang diperselisihkan, seperti berbagi makanan atau keluhan soal ruang tidur yang sesak. Para peneliti menemukan argumen seperti itu mencapai lebih dari 60 persen vokalisasi mereka.

GUARDIAN | HOTMA SIREGAR

Baca: