Pilkada, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyayangkan masih adanya kekerasan yang terjadi di dalam lingkungan pendidikan. Hal ini disampaikan Anies berkaitan dengan kejadian seorang taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Marunda yang meninggal akibat penganiayaan kakak angkatannya Rabu dini hari.

“Pengawasannya itu harus dilakukan dari awal dan harus ada ketegasan,” katanya, Rabu, 11 Januari 2017. Selama ini dia menilai kejadian kekerasan terjadi karena ada faktor pembiaran.

Baca : Taruna STIP Tewas, Lima Kakak Kelas Jadi Tersangka

Kekerasan, kata Anies, terjadi secara bertahap. ”Pertama, kekerasan kecil-kecil didiamkan lalu menjadi ekstrim,” ujarnya. Pembiaran ini yang akhirnya membuat persoalan menjadi bersar. “Kalau ada gugus di tiap-tiap unit sekolah maka gugus itu bisa membina sebelum persoalannya menjadi persoalan yang besar sampai kekerasan yang fatal.”

Karenanya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, mengaku pada saat dia menjabat sudah melakukan sosialisasi dan pengawasan agar tidak terjadi kekerasan di lingkungan sekolah. “Ketika sudah terjadi kekerasan jangan pernah tidak dihukum, harus ada pembinaan harus ada sanksi. Kalau sampai meninggal pidana itu jadinya,” kata Anies.

Amirullah Adityas Putra, 18 tahun, seorang taruna tingkat I STIP Marunda tewas dengan luka lebam di tubuhnya. Dia disebut, dipukul pada bagian dada dan ulu hatinya oleh sejumlah seniornya di gedung dormitory ring 4, kamar M 205 lantai 2 kampus STIP Marunda, Jakarta Utara.

Lima orang taruna STIP tingkat 2 telah ditetapkan menjadi tersangka. Kepala Kepolisian Sektor Cilincing Komisaris Ali Yuzron mengatakan empat pelaku terbukti dan telah mengaku menganiayai Amir saat kejadian. Sedangkan satu orang lain ikut menganiaya teman Amir sebelum kejadian naas itu.

Selain Amir, Ali mengatakan setidaknya ada lima taruna tingkat satu lain yang mendapat penganiayaan. “Ini terjadi setelah para taruna tingkat 1 selesai latihan drum band,” ujarnya.
CHITRA PARAMAESTI | EGI ADYATAMA